Pandeglang,
1 Februari 2014
Hari
ini kami mendapat kunjungan dari sekelompok peternak lebah bersengat local (Apis
Cerana) dari Cihara Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Rombongan yang berjumlah
sebanyak 15 orang ini tiba di Saung Gawe kami setelah waktu maghrib.
Cihara
adalah sebuah kawasan kecamatan dari Kabupaten Lebak yang posisinya berada di
ujung selatan dari Provinsi Banten, tentunya kawasan ini berada tak jauh dari
pesisir pantai. Oh ya, kawasan Cihara adalah sebuah kawasan yang memiliki
lingkungan yang buruk akibat adanya aktivitas penambangan batu bara dan adanya
rencana pembuatan pabrik semen. Hal itu disampaikan oleh teman-teman peternak
lebah cerana saat kami melakukan diskusi.
Pembina Banten Heritage memberikan arahan |
Warga Peternak Apis Cerana dari Cihara - Lebak |
Wandi (tengah) tokoh penggerak dari Cihara |
Warga mencoba merasakan Beepollen kami |
Personil BH ikut memberikan motivasi bagi warga peternak Cihara |
Setelah
melewati sesi pembukaan dan perkenalan yang diawali olah pihak kami dan Banten
Heritage, acara diskusi kami mulai, diskusi berlangsung dengan serius tapi nyantai, sesuai dengan permintaan dari
teman-teman di Banten Heritage saya selaku Ketua Komunitas mencoba memberikan
beberapa pandangan, pengalaman dan masukan tentang bisnis budidaya lebah,
khususnya jenis lebah yang kami budidayakan yaitu lebah trigona. Pada
kenyataannya antara lebah trigona dan lebah yang dibudidayakan oleh warga
Cihara memang berbeda jenis dan tentu berbeda pula karakteristiknya. Ini memang
perlu diperhatikan, cara budidaya lebah yang dilakukan kelompok ini memang
masih tradisional, begitu pula cara pemanenan dan metode pemasarannya. Namun
demikian, perlu kami acungkan jempol dan memberikan dukungan atas kemauan keras
warga Cihara untuk membudidayakan lebah Cerana ini walau pun dengan beberapa
keterbatasan.
Dalam
forum itu, Pembina Banten Heritage sempat berkomentar bahwa untuk dapat
mengembangkan budidaya apis cerana di Cihara ini diperlukan sosok innovator
yang memiliki komitmen dan konsistensi terhadap upaya budidaya dan pengembangannya.
Kultur
budidaya nyiruan (apis cerana) di
Cihara merupakan warisan budaya yang sudah dilakukan secara turun temurun
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan madu warga local, kebudayaan ini memang bertahan
sampai sekarang, walau pun jumlah pelestarinya kian hari kian berkurang. Tingginya
kerusakan lingkungan terindikasi sebagai factor terbesar hilangnya peternak
lebah local di daerah perkampungan. Kerusakan lingkungan di wilayah Selatan
sebagian besar diakibatkan oleh meningkatnya aktivitas pertambangan di daerah
itu.
Kami
menilai terlestarikannya peternak lebah bersengat local di Cihara, merupakan
peluang bisnis yang dapat dikelola oleh warga setempat, namun demikian perlu
adanya dorongan dari berbagai pihak agar warga peternak mampu meningkatkan
upaya budidaya hingga menjadi sebuah usaha yang layak diusahakan di sana.
Jaminan mutu dan terjaminnya pemasaran produk peternak mesti diupayakan agar
warga cihara bersemangat membudidayakan apis cerana yang suatu saat kelak akan
mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi warganya.
Pada
kesempatan itu, saya mencoba memberikan dorongan agar warga peternak
tidak mudah menyerah terhadap apa pun yang menjadi penghalangnya. Warga peternak
mesti mengedepankan kejujuran, karena bisnis madu adalah amanah mulya. Perlu adanya
kesadaran untuk hidup berkelompok seperti lebah itu sendiri, menata kelola
budidaya bersama-sama dari hulu sampai hilir, saling bertukar pikiran dan
terbuka terhadap peradaban.
Pertemuan
ini berlangsung hingga Jam 02.00 dini hari, warga peternak lebah Cihara beristirahat
di Saung Gawe dan kembali ke daerahnya jam 07.00 pagi.
Kami mendoakan semoga
apa yang dicari dari kami mereka peroleh hari ini, dan dapat dijadikan bekal
untuk menggapai cita-cita mereka untuk menjadi pembudidaya lebah local yang amanah dan professional.
Semoga….
No comments:
Post a Comment
Agar blog ini lebih baik, mohon isi komentar di bawah sebelum Anda meninggalkan blog kami. Terima kasih atas kunjungannya...