Kampung
Teuweul, 21 Desember 2013
Sobat,
sebelumnya saya coba jelaskan bahwa Banten Heritage (BH) adalah sebuah
perkumpulan penyelamat kebudayaan local yang pada hari ini sudah genap berusia
11 tahun. Usia 11 tahun bagi sebuah organisasi non pemerintah merupakan sebuah
pencapaian yang sangat baik sebagai eksistensi sebuah organisasi.
Di
tunjuknya kampong teuweul (trigona. spp) sebagai tuan rumah pada acara ini
tentunya sebuah penghargaan dan kepercayaan bagi kami, apalagi anggota
komunitas juga ikut diundang secara resmi oleh BH, setidaknya ada kesamaan misi
antara Komunitas 45 dan BH yaitu melestarikan pusaka local--yang diantaranya
lebah trigona-- , dan semangat pelestarian lingkungan.
Kegiatan
ini memang membuat kami sibuk untuk mempersiapkannya, mengingat pada saat
memesan tempat Saung Gawe Komunitas 45 kondisi bangunannya baru 70%, namun
karena kerjakeras dan kebersamaan pada saat acara berlangsung kondisi fisik
bangunan Saung Gawe sudah mencapai 90% dan mudah-mudahan di anggap layak untuk
dijadikan tempat seremonial seperti ini.
Selain
mempersiapkan tempat, penyediaan konsumsi pun dikelola oleh komunitas, mulai
dari Nasi Tumpeng sampai Nasi Liwet. Barangkali tidak semua undangan hadir pada
kesempatan ini namun jumlah yang hadir justru melebibi target yang semula 45
orang menjadi 54 orang, terdiri dari pemerintah kelurahan, personil Banten
Heritage dan perwakilan Komunitas 45. Ini kali pertama kami melayani tamu
sebanyak itu.
Selain
acara milad ke-11 Banten Heritage, malam ini diselenggarakan pula acara serah
terima Direktur Eksekutif lama ke pejabat baru serta acara rekruitmen anggota
BH yang baru. Serah terima pada perkumpulan ini cukup unik, yaitu adanya acara
menyerahkan Kujang dari pejabat lama ke pejabat baru sebagai simbol penyerahan
tugas dan tanggungjawab keorganisasian. Hal unik lainnya terjadi pula pada saat
rekruitmen, calon anggota harus menghadapi sidang sebelum diterima berdasarkan
koroum, kata salah seorang calon ‘ini lebih sulit melebihi sidang skripsi’, emang
dulu sidang skripsinya dimana bro? hehehe…
Sepanjang
acara, dari beberapa sambutan ada sebuah isi sambutan yang cukup penting saya
catat, yaitu sambutan dari pupuhu alias pendiri utama perkumpulan ini, isinya
kira-kira begini: “bahwa hingga kini
Banten belum memiliki kesatuan budaya dan belum tepat mengartikan budaya yang
menyangkut seluruh urusan hidup hingga diperlukan sebuah organisasi yang
bertugas menggali kebudayaan tanpa harus terlibat pada ranah politik. Identitas
budaya local perlu terus menerus digali melalui pengkajian, pelestarian dan
pewarisan kepada generasi berikutnya. Dengan demikian perlu menyatukan persepsi
dan langkah-langkah konkret untuk mencari dan menganalisa apa saja akar
permasalannya dan bagaimana mengatasinya. Banten masa depan perlu disiapkan
agar lebih maju, di sini banyak pekerjaan besar yang harus dikerjakan. Perlu di
ingat Banten adalah sebuah daerah yang sebenarnya kaya akan budaya dan
kebudayaan. Siapa lagi yang akan
menggalinya?”
Acara
berlangsung hingga jam 2.30 pagi Waktu Kampung Teuweul, karena sepanjang malam
hingga pagi menjelang diguyur hujan beberapa personil Komunitas 45 dan Banten
Heritage dipaksa alam untuk menginap
di Saung Gawe.
Baiklah
sobat, apa pun itu selama kita berniat baik dan tulus untuk kepentingan orang
banyak, Tuhan pasti ada di samping kita. Bismillah…
Sebagai
penutup, saya mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-11 bagi Banten Heritage,
semoga menjadi organisasi yang lebih baik, eksis dan konsisten di bidangnya
serta bermakna bagi pelestarian budaya dan kehidupan masyarakat di Banten
khususnya dan di Indonesia umumnya.
Oh ya, pada acara ini diresmikan pula situs Banten Heritage ditandai dengan membunyikan angklung buhun.
Wilujeng....
No comments:
Post a Comment
Agar blog ini lebih baik, mohon isi komentar di bawah sebelum Anda meninggalkan blog kami. Terima kasih atas kunjungannya...