Sobat, metode toping
merupakan salah satu metode pembuatan sarang lebah trigona pada budidaya lebah
trigona. Metode ini merupakan inovasi dari budidaya konvensional yang biasa
melakukan budidaya dengan menggunakan media asli lebah trigona di alam yang
bersarang di kayu berlubang, media tersebut awalnya berupa kayu gelondongan
yang pada salah satu bagian sisinya dibuat pintu dari lembaran papan untuk
memudahkan pemanenan.
Metode konvensional
tersebut dipandang kurang efektif dan berisiko terhadap kersehatan koloni, oleh
karena itu munculah ide untuk membuat ruang khusus penyimpanan madu dan
beepollen yang di tempatkan di atas media kayu berlubang sebagai media sarang
alami lebah trigona yang di ambil dari alam.
Inovasi ini memang
tidak dapat diklaim ditemukan oleh orang tertentu, masing-masing peternak lebah
trigona secara perlahan menerapkan metode ini, ide ini ketemu dengan sendirinya
walau ada yang mengetahuinya melalui orang lain atau meniru dari apa yang sudah
dilakukan orang lain dalam membudidayakan lebah trigona.
Cara membuat sarang
dengan sistim Toping sebenarnya cukup mudah, cukup menyimpan kotak dari lembaran
papan yang di beri ruang diatas kayu berlubang. Kunci sukses metode ini yaitu
harus memahami bagian mana ruang koloni lebah trigona menyimpan pot telur, madu
dan beepollen. Kegagalan pada saat melakukan toping adalah kaburnya koloni dari
media tersebut. Ukuran luas ruang yang disediakan harus tepat, tidak terlalu
sempit dan tidak terlalu luas. Setiap jenis lebah trigona memiliki ukuran luas
ruang yang berbeda, hal ini perlu disesuaikan dengan banyak tidaknya produksi
madu dan beepollen serta masa pemanenan di kehendaki.
T. carbonaria [Dok. Komunitas 45] |
T. Laeviceps [Dok. Komunitas 45] |
T. itama [Dok. Komunitas 45] |
Metode toping, memiliki
kelebihan diantaranya adalah terjaganya kawanan lebah trigona dari serangan
predator dan tidak memerlukan masa adaptasi. Kekurangannya yaitu sulit
melakukan upaya pengembangan koloni, padahal setiap peternak mengharapkan
penambahan koloni melalui system pemecahan koloni. Walau demikian, kami sudah
melakukan uji coba pemecahan koloni dari media toping dengan penuh
kehati-hatian.
Pada riset tersebut,
jenis yang di gunakan adalah T. carbonaria, T. itama dan T. laeviceps. Dan, hasilnya
upaya tersebut telah berhasil memecahkan koloni dari masing-masing media toping
menjadi 2 koloni yaitu 1 koloni di sarang toping awal dan 1 koloni pada kotak
koloni.
Untuk mengetahui upaya
pemecahan koloni tersebut, Anda dapat melihat artikel berikutnya, “Memecah Koloni
Lebah Trigona dari Sarang Alami”
No comments:
Post a Comment
Agar blog ini lebih baik, mohon isi komentar di bawah sebelum Anda meninggalkan blog kami. Terima kasih atas kunjungannya...