Kali
ini kami masih membahas tentang madu karena banyak teman yang meminta agar
membuat artikel tentang madu sesuai dengan kondisi permaduan dewasa ini di
negeri kita tanpa tedeng aling-aling
namun harus tetap logis.
Sampel Madu Bunga Karet |
Namun
demikian karena sebelum menulis ini kami hanya memiliki dua sample madu yang
berasal dari dua produsen yaitu madu bunga karet dan madu pahit, maka
pembahasan pun mengenai kedua jenis produk madu itu dan tentunya tanpa berniat mendiskreditkan
siapa pun, karena kami yakin masih banyak produsen yang jujur dan baik di
negeri tercinta ini. Mungkin sobat diantaranya.
Madu
‘Stimulan’ Bunga Karet (No Merk)
Sampel
madu bunga karet yang kami terima dari seorang teman di Bandung memiliki ciri fisik
yang bertentangan dengan frinsip madu pada umumnya; terjadi pengkristalan
permanen dengan intensitas yang tinggi serupa dengan gula pasir. Pengkristalan
pada sampel dipastikan terjadi bukan karena adanya senyawa tertentu pada bunga
karet namun lebih dikarenakan asal muasalnya yaitu dari gula pasir.
Gula mengkristal di dinding botol |
Gula
pasir pada beberapa peternak apis merupakan bahan utama untuk pembuatan makanan
stimulant. Pakan stimulant biasanya diberikan pada lebah untuk mengatasi
kekurangan pangan. Selain itu Peternak lebah memberikannya sebelum masa
penggembalaan pada tanaman tertentu yang diantaranya karet.
Pakan
stimulant yang dikonsumsi lebah apis akan disimpan oleh lebah pada pot-pot madu,
madu yang berasal dari pakan buatan ini memiliki senyawa yang tidak jauh berbeda
dengan asal muasalnya, yaitu gula yang mengandung glukosa yang tinggi. Dengan demikian
madu seperti ini tidak aman dikonsumsi oleh konsumen yang sedang diet gula.
Hal
tersebut selaras juga dengan keterangan dari salah satu peternak apis di
Pandeglang, bahwa pakan stimulant diberikan kepada lebah sebelum di gembalakan,
namun seyogyanya hasil madu yang berasal dari pakan tersebut diambil dulu dari
sarang dan di pisahkan. Madu stimulant ini hanya diberikan kembali kepada lebah
sebagai pakan ketika menghadapi masa kekurangan pakan, jadi bukan untuk dijual
pada konsumen karena tidak layak disebut sebagai madu.
Madu
‘Campur-campur’ Pahit (Bermerk)
Kita
perlu luruskan bahwa sejak dahulu secara prinsif rasa madu itu manis. Adanya madu
yang rasanya pahit harus diakui dengan jujur bahwa madu tersebut adalah madu
yang dicampur dengan senyawa tertentu atau beragam herba yang rasanya pahit
seperti sambiloto, brotowali dan sejenisnya.
Beberapa
produsen jujur berani mencantumkan campuran herba apa saja yang ada dalam madu
pada kemasannya, namun pada sampel madu ‘pahit’ yang kami miliki produsennya
tidak mencantumkan komposisi, hanya ditulis ‘madu pahit’. Hal ini sangatlah
disayangkan, karena selain tidak ada keterbukaan terhadap konsumen, juga
menggiring opini aneh terhadap rasa madu yang sejak jaman nenek moyang rasanya
manis.
Mencantumkan
komposisi pada madu pahit adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan,
konsumen berhak tahu campuran apa saja yang terkandung dalam madu yang mereka
beli. Perlu dicamkan dengan baik, para konsumen membeli produk madu adalah demi
kesehatan. Jadi mereka berhak tahu apakah madu yang mereka beli itu murni, stimulant
atau campuran. Madu pahit adalah madu campuran; madu yang dicampur dengan bahan
lain. Adanya komposisi yang jelas akan memberikan rasa aman bagi konsumen
ketika mengkonsumsinya. Konsumen perlu tahu berapa persen kandungan madu murni
dan berapa persen bahan lain yang terkandung di dalamnya.
Sebagai
salah satu produsen madu, walau pun berbeda jenis, kami sangat mengkhawatirkan
kondisi pasar madu dewasa ini yang penuh kepalsuan. Beberapa tahun lalu, santer
terdengar di berbagai media bahwa madu dipasaran 80% adalah madu palsu dan
oplosan. Bila melihat kondisi sekarang dimungkinkan prosentasenya meningkat. Bila
hal ini terjadi berlarut-larut bukan hal yang mustahil, kelak seluruh orang
tidak lagi percaya terhadap produk madu.
Kami
percaya bahwa masih banyak pengusaha madu di negeri ini yang berbisnis dengan
jujur dan benar. Kami pun percaya masih ada produsen madu yang benar-benar
berbisnis tanpa mengesampingkan hak konsumennya untuk mendapatkan kesehatan dan
kesembuhan.
Berani
Jujur kan? kalau ga, siap-siap masuk
neraka.. hehehe,
No comments:
Post a Comment
Agar blog ini lebih baik, mohon isi komentar di bawah sebelum Anda meninggalkan blog kami. Terima kasih atas kunjungannya...