Sebelum menulis ini saya berpikir keras dan mempertimbangkan apakan tulisan ini saya publikasikan ataukah tidak. Namun kegelisahan dan kecemasan akan lestarinya alam raya ini memaksa saya untuk membuat tulisan ini. Kegelisahan itu timbul setelah melihat tayangan di Youtube tentang bagaimana mendapatkan lebah trigona di alam. Trend memelihara lebah trigona karena tergiur dengan nilai jual madunya yang lumayan tinggi belakangan ini sedang marak, namun setelah saya perhatikan mayoritas hanya demi kepentingan bisnis semata tanpa mempertimbangkan bagaimana menjaga keseimbangan alam raya ini.
Awal pertama saya membuat blog ini bertujuan untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada khalayak. Pengetahuan tentang bagaimana lebah trigona memang sangat di perlukan agar memiliki kesadaran untuk ikut serta dalam pelestarian lingkungan. Hal tersebut berlaku dalam komunitas kami bahwa untuk kegiatan budidaya lebah Trigona wajib mengedepankan pelestarian lingkungan dan setelah itu baru bisnis.
Kembali ke pokok persoalan. Di beberapa daerah Indonesia dan lebih banyaknya di negara tetangga Malaysia telah terjadi penebangan pohon secara liar demi memperoleh Koloni Lebah Trigona untuk di budidayakan. Trend budidaya menggunakan metode Toping membuat usaha budidaya ini menjadi tidak ramah dan bahkan harus membunuh sebuah pohon. Metode toping menggunakan batang pohon yang sudah di isi alami oleh kawanan lebah trigona, bagian pohon yang diisi koloni tersebut kemudian di potong sebagai media koloni, sedangkan toping berupa kotak dari papan di simpan di atasnya untuk membiarkan kawanan trigona menyimpan madu di sana. Yap! ini murni bisnis semata tanpa memikirkan kelesatarian alam. Bila anda yang memperoleh koloni dari penebangan pohon di hutan dan menggunakan metode Toping, stop bicara budidaya! karena salah satu kekurangan dari metode Toping adalah tidak dapat melakukan pemecahan koloni, koloni tersandera dalam log kayu dan tidak bisa di pecah menjadi koloni baru.
Koloni lebah Trigona di hutan-hutan tinggal dalam batang pohon yang berongga. Pohon tersebut rata-rata berusia tua dan berdiameter besar, mungkin ada yang sudah berumur seratus tahun lebih. Namun karena demi memperoleh koloninya pohon itu akhirnya di tebang. Bayangkan bila ini terjadi terus menerus, apa bedanya dengan penebangan liar? Padahal ada cara yang baik untuk memperoleh koloni lebah trigona dari pohon tanpa harus menebangnya. Cara itu akan kami tulis disini dengan judul "Transfer Koloni Lebah Trigona dari Pohon."
Tak perlu kami jelaskan bagaimana pentingnya menjaga agar pepohonan tetap hidup dan berdiri di tengah hutan karena semua orang juga tahu pentingnya melestarikan hutan agar tetap hidup sebagai penunjang kehidupan bagi berbagai mahluk ciptaan Tuhan khususnya manusia.
Berhentilah membunuh pohon di hutan demi sebuah koloni lebah trigona. Dan tulisan ini kami kecualikan bila media koloni toping berasal dari pohon yang sudah lapuk atau mati.
Sangat setuju.. 👍
ReplyDeleteKeren om tulisannya... saya sangat setuju
ReplyDeleteditunggu artikelnya "Transfer Koloni Lebah Trigona dari Pohon""
ReplyDelete