Trigona ‘Si Bandel’ Laeviceps

Trigona laeviceps ditemukan oleh Smith pada tahun 1857, bila dilihat dari penemuannya trigona laeviceps yang termasuk dalam sub genus Tetragonula ini merupakan lebah trigona yang sudah sangat lama ditemukan dan berhasil di identifikasi di muka bumi ini.

T. laeviceps di daun pintu (dok. kom 45)
Jenis T. laeviceps ini ditemukan pula oleh Friese tahun 1908 namun dalam spesies yang dianggap berbeda yaitu Tetragonula leaviceps clypearis. Namun demikian, T. laeviceps yang tersebar di Pulau Jawa diyakini merupakan T. Tetragonula laeviceps Smith 1857.

T. laeviceps di pipa bekas pembuangan air (dok. kom 45)
T. laeviceps di Tas bekas (entrance lingkaran merah)
Lebah Trigona jenis ini ukuran tubuhnya standar, berada pada strata sedang dalam kerajaan lebah trigona. Jenis laeviceps inilah yang populasinya masih cukup banyak di pulau Jawa walau pun belum ada data ilmiah mengenai berapa jumlah populasinya.

Berdasarkan hasil pemantauan Komunitas kami, T. laeviceps merupakan populasi terbanyak di wilayah Pandeglang dan Lebak yang merupakan daerah yang berada paling ujung barat Pulau Jawa. Lebah tak bersengat jenis ini agak mudah ditemukan di berbagai lokasi, baik di pemukiman warga, di areal perkebunan maupun di wilayah hutan.

Trigona laeviceps merupakan jenis trigona yang sangat tangguh bila dibanding jenis lebah trigona lainnya. Dia mampu hidup di daerah yang miskin pakan, bahkan sering pula ditemukan hidup di wilayah yang bersuhu ekstrim seperti di Ibukota Provinsi Banten.

T. laeviceps mampu bertahan hidup di berbagai media, baik alami maupun media buatan manusia yang tudak diperuntukkan bagi kehidupan koloninya, seperti di pondasi rumah, tumpukan kayu bakar, lipatan gorden, dalam tas bekas, Jaket bekas, dan dirigen bekas minyak.  Yang lebih ekstrim lagi mereka ditemukan pula hidup berkoloni di dalam pipa bekas pembuangan air. Teman saya di komunitas pernah bilang, laeviceps adalah lebah trigona tunawisma. Hehehe…

Dalam hal perkelahian, laeviceps juga terkenal sangat berani. Pada beberapa kesempatan kami seringkali melihat si bandel ini mengusir lebah lain dari sekuntum bunga, padahal lawannya ini ukuran tubuhnya jauh lebih besar daripada dirinya, seperti jenis Apis dan Kumbang. Keberanian inilah yang mampu membuat koloninya tetap eksis di dunia perlebahan.

Kelebihan-kelebihan tersebut dapat dijadikan pertimbangan penting dalam membudidayakan lebah trigona, memang tidak banyak madu dan polen yang dihasilkan namun termasuk standar jika dibanding jenis lainnya. Jenis ini bagi kami merupakan salah satu jenis yang diandalkan dalam mebudidayakan lebah trigona secara komersial. Si Bandel yang baik hati dan tidak sombong, hehehe….

Semoga bermanfaat. 

No comments:

Post a Comment

Agar blog ini lebih baik, mohon isi komentar di bawah sebelum Anda meninggalkan blog kami. Terima kasih atas kunjungannya...

Adbox

@trigonasfarmer